Rabu, 09 April 2014

Sebelum Kenyataan


Tentang Ujian Nasional...
Kau membayangkan, bagaimana jika kenyataan yang kau harapkan sebelumnya hanyalah sebuah khayalan. Disanalah, kau akan berdiri layu dan terpuruk.
Kau membayangkan, bagaimana jika waktu tak berpihak kepadamu. Disanalah, kau akan menelan pil pahit dalam kehidupanmu.
Kau membayangkan, bagaimana jika kepedihan akan menghampirimu dan mengajakmu untuk terus bersamanya. Dan disanalah kau akan tenggelam.

Tenanglah, nasib-mu dan masa depan-mu tak selamanya Ujian Nasional-lah yang menentukan. Kau sendiri—dirimu sendiri. Aku tahu, pikiran tentang ke-tidak "LULUS"-an selalu menghantuimu. Aku tahu, pikiran tentang ke-jelekan pada nilai hasil ujian-mu selalu memperbudakmu. Tapi, enyahkanlah semua itu. Ikutlah bersamaku disini—jika kau mau, menikmati indahnya kenyataan sebelum kenyataan. 
 "Jika memang kenyataan berkehendak lain,maka teruslah berjalan bersama kenyataan itu sendiri"—pikirku.
Aku percaya, Tuhan tak mungkin salah dengan apa yang Dia putuskan. Sederhana saja pemikiran-ku:
Jika mungkin Tuhan sayang padaku, mungkin Tuhan akan putuskan untuk me-LULUS-kan ku. Jika-pun sebaliknya, Tuhan tak me-LULUS-kan ku. Mungkin Dia masih sangat sayang padakudengan cara yang berbeda.
Ya, tak ada yang buruk dengan semua keputusan-Nya, jika kita mau lebih berpikir jauh ke kedalaman hati dari masing-masing kita dan merasakan kenikmatan apa saja yang telah diberikan kepadamu—meski kau tak meminta. Ah sudahlah, aku percaya kau punya cara terbaik—paling ampuh yang akan kau lakukan mengenai semua ini tentang kenyataan sebelum kenyataan. Dan tetaplah menjadi dirimu sendiri.


Gambar di ambil dari : http://atjehpost.com/files/images/gaminong/aceh/ujian.jpg

Kamis, 04 Juli 2013

Waktu

Bagaimanapun juga setidaknya kita sudah saling kenal—bahkan lebih. Tapi, mungkin bagimu hanya bayangan nisbi yang masih membekas dalam ingatan untuk saat ini. Kamu seperti menyangkal semua momen indah, meng-usang-kan kenangan-kenangan yang telah tercipta, membakar kenyataan saat kita bersama. Sekarang aku boleh terluka, tapi aku tahu aku harus berbuat apa.

Jumat, 28 Juni 2013

(Ke)Bahagia(an)

"Jika kau ditakdirkan dapat memberhentikan waktu kehidupan, apa yang akan kau lakukan?" katamu membuka percakapan kita sore ini dengan sisi lain diriku di kaca itu.

"Membahagiakan kepedihan" kataku, tak yakin.

Kau tampak nyinyir, menandakan kau tak bisa menerima jawabanku. "Apa maksudmu?" katamu.

"Aku akan berjalan kebelakang, meneliti semua kepedihan yang aku alami sepanjang sejarah hidupku. Maka di sanalah aku akan benar-benar tahu bagaimana kepedihan itu bisa terjadi" semakin tak yakin dengan jawabanku sendiri.

Kamis, 27 Juni 2013

More and Less

Memang berlebihan ataupun kekurangan itu serba merugikan. Tapi bagaimanapun juga, keduanya bisa diseimbangkan dengan adanya pemikiran rasional yang terletak di ambang batas kewajaran pemikiran kita sebagai manusia biasa—yang serba salah.

Kecemburuan

Barangkali cemburu dan kekhawatiran tentang dirimu yang terlalu berlebih membuat semuanya semakin tak terkendali. Tapi bagaimanapun juga inilah properti yang selalu ada saat kita berdua menjadi tokoh utama dalam drama—hidup percintaan. Mungkin begitu tepatnya.