Kamis, 04 Juli 2013

Waktu

Bagaimanapun juga setidaknya kita sudah saling kenal—bahkan lebih. Tapi, mungkin bagimu hanya bayangan nisbi yang masih membekas dalam ingatan untuk saat ini. Kamu seperti menyangkal semua momen indah, meng-usang-kan kenangan-kenangan yang telah tercipta, membakar kenyataan saat kita bersama. Sekarang aku boleh terluka, tapi aku tahu aku harus berbuat apa.
Tidak dengan cacian, tamparan, tendangan, atau kekerasan apapun untuk menyamakan perlakuan yang telah kamu perbuat padaku. Atau apalagi percaya "karma". Tidak. Aku tak mengenalnya. 

Waktu terus berjalan kan? maka kamu akan tahu sendiri bagaimana aku mengeksekusinya. Mungkin begitulah proses balas dendamku—menyamakan perlakuan ke kamu. Hanya mempersuruh waktu untuk berjalan dan terus berjalan—sembari berdoa agar semua tetap stay on the line. Ya, Ini Cuma Soal Waktu! Entah disana mungkin kamu sedang menggerutu, tak menerima tulisanku, seolah ingin menyangkal semua ini. Ah, sudahlah, itu masa lalu, yang terjelas tak ada gunanya mengorek masa lalu. Hanya saja masa lalu untuk dimaafkan dan dibuat pelajaran dan tak perlu dilupakan. Bang Fahd Djibran pun berkata "pemaafan memang tidak mengubah masa lalu, tapi ia melapangkan masa depan." :)


Untuk kamu, maafkan aku.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar